Teori Stimulus-respons dari Neal E. Miller dan John Dollard

Rika Rachamawati (19310410027)

Psikologi Kepribadian II

Dosen pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A


Struktur Kepribadian

Salah satu teori Dollard dan Miller adalah tentang kebiasaan (habit). Habit sendiri memiliki arti ikatan antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian(Alwisol,2009). Struktur kebiasaan tergantung dengan peristiwa yang dialami oleh individu dan bersifat sementara karena akan mendapat pengalaman yang baru jika berganti hari.  Dollard dan Miler memusatkan pembahasan tentang proses belajar dan menganggap penting kelompok kebiasaan dalam stimulus verbal atau kata-kata dan respon berbentu verbal. Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drive) seperti rasa takut sebagai bagian dari kepribadian yang relatif stabil. Menurut Dollard dan Miller, dorongan primer (primary drive) dan hubungan S-R yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibandingkan habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan S-R bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik (Alwisol, 2009).

Dinamika Kepribadian

1.      Motivasi-Dorongan (Motivation-Drives)

Setiap kehidupan memiliki banyak sekali dorongan yang harus dipelajari. Motivasi dan dorongan (Motivation-Drives) menurut Dollard dan Miler dibagi menjadi dua yaitu dorongan primer dan dorongan skunder. Dorongan skunder biasa terjadi jika seseorang mengalami kecemasan, dorongan sekunder berusaha untuk menyembunyikan dorongan primer. Dorongan primer merupakan dorongan untuk memenuhi  kebutuhan dasar seperti lapar dan haus. Dollard dan Miler memandang sesuatu kecemasan sebagai tanda antisipasi dari bahaya agar terhindar dari rasa sakit.

 

2.      Proses belajar

Dollard dan Miller  melakukan eksperimen rasa takut pada tikus. Eksperimen tersebut membuat Dollard dan Miller  menyimpulkan bahwa dorongan sekunder yang terlah dipelajari, dipelajari dari kecemasan dan rasa takut. Dollard dan Miller  juga menyimpulkan jika individu ingin bisa belajar , individu harus mengingikannya, mengalinya dan mendapatkannya. Dalam proses belajar memiliki empat komponen, yaitu

a.       Drive adalah  stimulus yang ada dalam diri yang mendorong terjadinya kegiatan.

b.      Cue adalah stimulus yang meberi petunjuk  agar melakukan respon yang sesungguhnya.

c.       Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang.

d.      Reinforsemenat adalah sebuah stimulus pendorong yang memperkuat respon. stimulus pendorong yang akan memperkuat respon.

3.      Proses Mental Yang Lebih Tinggi

a.       Generalisasi stimulus (stimulus generalization)

Generalisasi stimulus (stimulus generalization) adalah respon yang dipelajari dalam kaitanya sauatu stimulus dipakai untuk menjawab stimulus yang lain, yang berbentuk mirirp. Kemiripan stimulus lain denag stimulus asli akan membuat peluang terjadinay generalisasi tingkah laku, emosi, pikiran dan siakp besar.

b.      Reasoning

Reasoning merupakan pemecahan masalah yang efektif. Reasoning memungkinkan individu menguji alternative respon tanpa ada proses mencoba sehinga menyingkat proses memilih tindakan. Reasoning mermberikan alternative yang mudah untuk merencanakan, menekannakn tidakan di masa akan datang dan mengatisipasi respon untuk lebih efektif.

c.       Bahasa

Bahasa adalah respon isyarat yang penting yang memiliki dua fungsi yakni generalisasiyang digunakan untuk menyatukan dan diskriminasi karena perbedaan sosiokultural atau segi sosial dan budaya.

d.      Secondary drives

Secondary drives terjadi karena perjuangan individu dalam mengapai prestasi atau wibawa,  status, kebahagian dan lainnya yang diakibatkan dari stimulus yang diterima.

e.       Model konflik

Model konflik merupakan konflik yang membuat individu tidak bisa merespon secara normal.  Konflik memiliki tiga jenis yakni approach-avoidance, avoindance-avoidance, dan approach-approach.  Approach-avoidance adalah ketika individu dihadapkan masalah denagn pilihan negative dan positif dalam satu waktu, avoindance-avoidance adalah ketika individu dihadapak pada pilihan yang sama-sama negatif, dan approach-approach adalah individu yang dihadapakn dengan plihan positif.

f.       Ketidaksadaran

Dollard dan Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua, yaitu pertama, ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari (seperti stimuli, drive dan respon yang dipelajari)  juga apa yang dipelajari secara nonverbal dan detail dari berbagai ketrampilan motorik.  Kedua, berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi  (Alwisol, 2009).

Perkembangan Keperibadian

1.      Perangkat innate respon sederhana dan primary process

Menurut  Dollard dan Miller perubahan yang terjadi dari bayi yang sederhana hingga menjadi dewasa yang kompleks merupakan proses yang menarik. Bayi memiliki tiga repertoire primitif  yang paling penting, yaitu:

a.       refleks spesifik adalah sebuah respon yang diberikan terhadap stimulus tertentu.

b.      Reflek bawaan yang hierarki adalah respon yang diberikan terhadap stimulus tertentu sebelum melakukan respon yang lainnya.

c.       Dorongan primer adalah motivasi untuk melakukan sesuatu , tetapi tidak menentuakn aktifitas secara spesifik apa yang dilakukan.

Melalui proses belajar, bayi berkembang dari tiga repertoir tingkah laku primitif di atas menjadi dewasa yang kompleks. Bayi akan terus menerus berusaha mengurangi tegangan dorongan, memunculkan respon-respon menjawab stimuli baru, memberi reinforcement respon baru, memunculkan motive sekunder dari drive primer, dan mengembangkan proses mental yang lebih tinggi melalui mediated stimulus generalization (Rosyidi, 2015).

2.      Konteks sosial

Kemampuan memakai bahasa dan response-produced cues sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dimana orang itu berkembang. Bahasa adalah produk sosial, dan kalau proses bahasa itu penting, lingkungan sosial pasti juga penting dalam perkembangan kepribadian. Bagi Dollard dan Miller prinsip-prinsip belajarnya dapat diterapkan lintas budaya. Mereka yakin bahwa tingkah laku orang setepatnya sangat dipengaruhi oleh masyarakatnya (Rosyidi, 2015).

3.      Training situation

Dollard dan Miller menganggap 12 tahun kehidupan awal sangat penting dalam menentukan tingkah laku dewasa. Bayi sangat kecil kemampuannya untuk memanipulasi lingkungan sehingga sangat mudah menjadi korban dorongan stimuli yang tidak tertahankan dan frustasi yang berlebihan. Ada banyak peristiwa dimana konflik mental parah yang tidak disadari dapat timbul (Rosyidi, 2015). Dollard dan Miller mengemukakan empat hal yang mudah menimbulkan konflik dan gangguan emosi (Rosyidi, 2015):

a.       Feeding Situation/situasi makan: adalah situasi pertama yang banyak mengajarkan sesuatu.

b.      Cleansing training/pendidikan kebersihan

c.       Early sex training/pendidikan sex awal

d.      Anger-anxiety/pengendalian marah dan agresi

4.      Psikopatologi dan Perubahan Tingkah Laku

Dollard dan Miller melihat tingkah laku normal dan neurotik dalam satu rangkainan dan bukan dua hal yang dapat dipisah. Maka dari itu tingkah laku neurotic dapat dipelajari memakai prinsip yang sama dengan belajar tigkah laku normal. Inti setiap neurosis adalah konflik ketidaksadaran yang kuat dan hampir selalu bersumber di masa kanak-kanak. Sering selama empat situasi ekspresi kebutuhan dasarnya, membentuk konflik yang terus berlanjut sampai dewasa

Referensi :

ALWISOL. (2004). DASAR TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. Malang: UMM Press.

Rosyidi, H. (2015). PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik dan Humanistik) . Surabaya: Jaudar Press.

Sumber gambar

Muhamad, hamdi. (2016). TEORI STIMULUS RESPON JOHN DOLLARD dan NEALE E. MILLER.  Diakses tanggal 20 desember 2020. http://hamdimuhamad.blogspot.com/2016/03/teori-stimulus-respon-john-dollard-dan.html.

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sosial Learning dari Martin Seligman dan Walter Mischel

TEORI MEDAN KURT LEWIN

TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT