TEORI KEPRIBADIAN CARL ROGERS
Rika Rachamawati (19310410027)
Psikologi Kepribadian II
Dosen pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A
Teori
kepribadian fenomenologi Rogers menekankan bahwa tingkah laku seseorang hanya
bisa dimengerti atau pahami jika seseorang tersebut melihat realita secara
pandangan sendiri atau subjektif. Rogers berpendapat tentang manusia memiliki
kemampuan untuk menentukan jalan atau nasib yang ingin dicapai sesuai tujuan,
kesempurnaan diri dan ingin dipercaya. Teori Carl Rogers berpusat pada
perkembangan dan aktualisasi diri.
Metode
terapi yang terkenal dari Carl Rogers adalah metode tak-mengarahkan (nondirective) atau terapi terpusat pada
klien (client-centered therapy),
dalam metode ini Rogers memberikan
tanggung jawab utama atas perubahan kepribadian kepada kliennya sendiri bukan
kepada ahli terapi. Tenik ini banyak digunakan untuk bidang konseling dan
terapis.
Teori kepribadian
menurut Carl Rogers :
A.
Struktur
kepribadian
Hakekat
fenomenologi memiliki 19 rumusan tentang hakekat pribadi tapi dari 19 rumusan
tersebut dapat diperoleh 3 konstruk yang
menjadi dasar terpenting dari teori Carl Rogers, yakni : organisme, medan fenomena, dan self. Konsep pokok dari teori Carl
Rogers yaitu self. Self merupakan konsep
menyeluruh mengenai diri sendiri atau “aku” dengan orang lain. Konsep ini
merupakan inti dari pengalaman individu secara perlahan mengenai diri sendiri
tentang “apa dan siapa diriku yang sebenarnya” dan “ apa yang seharusnya aku
perbuat”. Jadi self itu kesadaran
sesuatu yang terdapat dari hati atau
jiwa yang tetap yang berhubungan dengan pengalaman diri sendiri dan bukan diri sendiri.
B.
Perkembangan
kepribadian
Seseorang memiliki kemampuan untuk mengembangkan sesuatu yang ada dalam diri dan dapat membedakan tentang diri sendi dengan hal yang bukan dirinya seperti barang yang dimiliki atau bukan miliknya, hal tersebut merupakan pegertian diri ( self concept). Konsep diri (self concept) terdiri dari 2 konsep, yakni konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk memperlihatkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, untuk meyakinkan konsepnya Carl Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1.
Incongruence
Incongruence merupakan
ketidakcocokan antara diri sendiri atau self dengan pengalaman yang ada disertai
perselisihan dan kekacauan hati atau batin.
2.
Congruence
Congruence
adalah situasi dimana pengalaman terungkap dengan teliti, cermat dan benar
dalam sebuah konsep diri yang sempurna
atau utuh, meliputi keseluruhan bagian yang perlu dijadikan menjadi lengkap,
dan asli atau murni.
Seseorang
pasti ingin dicintai, dihargai, diterima dan kehangatan, hal tersebut merupakan
kebutuhan dasar yang ingin dimiliki setiap orang. Perkembangan kepribadian atau
diri sangat dipengaruhi akan cinta dan rasa diterima saat masih kecil dari
orang tuanya. Kebutuhan ini disebut need
for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu bersyarat (conditional positive regard ),
kebutuhan ini jika tidak terpenuhi , maka anak
akan merasa bersaalh, tidak berharga dan akan mencela diri sendiri. dan tanpa
bersyarat (unconditional positive regard
), merupakan syarat yang paling penting agar memiliki kepribadian yang
sehat, tanpa syarat merupakan
penerimaan atas perkembangan penghargaan
positif bagi dirinyaagar potensi dalam diri berkembang sesuai fungsi. Rogers
memberikan kita gambaran bahwa pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah
seseorang yang mengalami penghargaan yang sehat yaitu penghargaan positif tanpa
syarat.
1.
C.
Dinamika
kepribadian
Dinamika kepribadian memiliki lima sifat
yang berfungsi penuh menurut Carl Rogers, yaitu:
1. Keterbukaan
pada pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman merupakan sifat yang tidak kaku dan defensif
atau bisa disebut sebagai sifat yang fleksibel, tidak hanya ingin mnerima
pengalaman dari kehidupan tapi juga membuka kesempatan untung memliki tanggapan
dan ungkapan yang baru.
2. Kehidupan
eksistensial
Orang yang tidak mudah beragapan yang
kurang baik mengenai pengalaman, melainkan menyesuaikan diri dengan
pengalaman-pengalaman baru karena kepribadiannya akan terus-menerus terbuka
untuk pengalaman yang baru.
3. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Melakukan sebuah tindakan yang merupakan
sebuah pedoman untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang di rasa benar dan
lebih dapat diandalkan dari pada pemikiran yang logis, sehat atau cocok diakal.
4. Perasaan
bebas
Seseorang yang sehat secara psikis dapat
memilih dengan bebas dalam bertidak tanpa ada paksaan dalam setiap pilihan yang
diambil untuk dirinya.
5. Kreativitas
Orang yang kreatif dalam bertingkah laku
atau dalam bertindak secara bebas akan menciptakan hidup sesuai ide dan rencana
yang membangun agar dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya dengan cara yang
memuaskan. Mereka bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh dan berkembang
sebagai respon atas stimulus kehidupan yang beraneka-ragam sekitar mereka.
Daftar pustaka :
Alwisol.2009. “Psikologi Kepribadian”. Malang : UMM
Press
Haqiqi,rozaq. 2014.“Carl Rogers”. https://www.kompasiana.com/haqiqi_elrozaq/54f812e9a33311a3738b51c9/carl-rogers.
Diakses 3 oktober 2020.
Sumber gambar :
Jannah Siregar ,Asmaul .2012. Carl Rogers - Fully Functioning Person.
http://kampoeng-hening.blogspot.com/2012/11/carl-rogers-fully-functioning-person.html.
Diakses 3 oktober 2020.
Komentar
Posting Komentar